Selasa, 11 Oktober 2011

Sistem Informasi Manajemen Restoran Pecel Lele Lela

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Perkembangan Kota Depok yang semakin pesat dari tahun ke tahun menyebabkan semakin besarnya peluang-peluang bisnis yang bisa dikembangkan. Salah satu peluang yang paling terbuka lebar adalah bisnis restoran. Sudah lama juga Kota Depok terkenal dengan wisata kulinernya. Hal ini menarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya dengan berbisnis restoran. Bisnis ini banyak diminati investor karena dianggap memiliki tingkat pengembalian investasi yang relatif cepat dan dapat memenuhi kebutuhan primer masyarakat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah restoran yang berdiri dan berkembang.
            Bisnis restoran di Indonesia mulai banyak dikembangkan dengan sistem usaha waralaba. Sistem ini dianggap menguntungkan karena merupakan sistem perdagangan yang kebal resesi ekonomi. Manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan dapat stabil, sehingga bisa memberikan keuntungan timbal balik antara perusahaan induk dan perusahaan yang melakukan kerja sama dengan sistem waralaba. Selain itu, semakin banyak perusahaan yang melakukan waralaba dengan membuka cabang-cabang baru di daerah, maka usaha yang dijalankan akan semakin cepat dikenal karena masyarakat akan dengan mudah memperoleh produk yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh sistem yang mengharuskan setiap cabang mempunyai standar yang sama dengan perusahaan induk. Semua yang ada di perusahaan induk ada di setiap perusahaan cabang, walaupun perusahaan tersebut tergolong masih baru. Standar yang diberikan oleh perusahaan induk tidak saja menyangkut masalah makanan, tetapi juga menyangkut sistem pelayanan, promosi, desain interior, persyaratan lokasi, manajemen, budaya perusahaan dan lain sebagainya. Sistem waralaba pada dasarnya adalah salah satu metode perluasan pasar yang dilakukan oleh perusahaan yang telah mantap atau mapan dan punya nama. 

Jumat, 07 Oktober 2011

Siklus Akuntansi

1.SIKLUS PENGELUARAN

Siklus Pengeluaran pada suatu perusahaan berawal dari pembelian karena ketersediaan barang yang ada di gudang. Bagian gudang melaporkan kepada bagian pembelian dengan mengeluarkan Purchase Requestition(PR). Setelah itu Bagian Pembelian mengeluarkan Purchase Order(PO) yang dikirim kepada pemasok atau supplier yang telah dipilih untuk memesan barang yang diperlukan. Pemasok mengirim barang yang dipesan dan diterima di Bagian Penerimaan di gudang. Setelah dicek, bagian penerimaan gudang menyerahkan PO,PR serta Faktur ke bagian Hutang Dagang. Supplier juga melakukan penagihan ke bagian Hutang Dagang. Bagian Hutang Dagang membuat laporan dan menyerahkan ke Bagian Kasir. Kemudian Bagian Kasir melakukan pembayaran hutang.